Closing Credits yang tidak penting eh penting, deng


Wahai para penikmat film (yang bukan penikmat film tidak wahai), seberapa seringkah kalian nonton bioskop? Seminggu sekali? Sebulan dua kali? Setahun empat kali? Atau berapa?

Kalau saya sih biasa nonton film minimal satu kali dalam seminggu (dengan kata lain: bisa lebih). Nah, sayangnya yang akan saya bahas disini bukan frekuensi nonton bioskop-nya melainkan Credit Title yang ada di awal dan akhir sebuah film. Atau biasa disebut dengan Opening dan Closing Credits.

Opening Credits, sesuai dengan namanya tentu saja akan selalu diletakkan di awal film. Biasanya berisi nama pemain inti dan cukong-cukong yang terlibat di dalam film tersebut. Sedangkan Closing Credits, muncul ketika film selesai dan berisi nama-nama crew sebangsa siapa yang masang rel atau nama catering yang dipakai ketika film tersebut dibuat.

Sehingga wajar jika closing credits dianggap tidak penting bagi sebagian orang.
Itu bisa dibuktikan dari fakta bahwa 90% penonton bioskop akan beranjak dari tempat duduknya masing-masing menuju pintu keluar meskipun rentetan closing credits masih terpampang di layar. Eh, tapi bisa jadi karena mereka kebelet pipis juga, deng. Atau harus buru-buru pulang karena ditunggu anak istri di rumah.

Anyway, saya sendiri termasuk salah satu penikmat film yang hobby memperhatikan closing credits ... sampai selesai. Weird? Bisa jadi. Karena nggak jarang saya akan menjadi satu-satunya penonton yang masing ngjegleg di bangku bioskop meskipun lampu gedung sudah terang benderang nyala semua.

Tapi bagi saya keanehan semacam itu worth it untuk membayar berbagai pengetahuan yang saya dapat dari sebuah closing credits. Misalnya, info bahwa ternyata pisau yang dipakai di film Psycho adalah milik John Woo, sutradara  Hollywood asal China, yang memang hobby masak. Sehingga nggak heran jika salah satu koleksi pisaunya dipinjem buat bikin film.

Atau ketika saya menjadi tahu bahwa seorang Liam Neeson ternyata punya PA (Personal Assistant) bernama Anna Graham. Hmm, PA? Ehk, kenapa tiba-tiba saya jadi inget PA-nya M.Night Shyamalan yang cantik sekaligus judes itu, ya?

Atau ketika saya menjadi maklum kenapa body mas Daniel Craig begitu sexy. Ternyata itu semua karena jasa Abang Simon Waterson sebagai personal trainer-nya. Huhuhu. Terima kasih, Bang Simon! Karena sudah membuat mas Daniel Craig begitu aaaaww ...

Namun biar bagaimanapun juga, semua pengetahuan yang barusan saya contohkan diatas tentu saja bisa dengan mudah diperoleh via Google. One click away from our fingertips. Tapi point saya adalah untuk googling sesuatu itu pasti lah harus ada pemicunya terlebih dahulu.

Dan dalam kasus saya, tentu saja pemicunya adalah potongan-potongan informasi yang tersebar di closing credits tersebut yang kemudian menggerakkan saya untuk mencari tahu lebih jauh tentang apa dan siapa mereka. Sungguh, it's worth it.

Weird?
Ehk, bisa jadi.

Salam,
Vina Revi