Hidup Bahagia Tanpa Asisten


Melakukan segala pekerjaan rumah tangga bukanlah sebuah perkara yang mudah. Dan akan menjadi tantangan tersendiri ketika seseorang harus mengerjakannya tanpa bantuan pembantu. Kata pembantu disini untuk selanjutnya akan saya sebut sebagai asisten(1).

Jadi bagaimana tips dan trik untuk membuat segala sesuatu yang terkesan berat dan njelimet tersebut menjadi lebih mudah? Di bawah ini beberapa rahasia diantaranya.


"Hidup Bahagia Tanpa Asisten ala RandomSnippets"

Yang harus disadari oleh mereka yang memilih untuk hidup tanpa asisten(1): There's no such thing as a free lunch(2). Tidak ada satupun di dunia ini yang bener-bener gratis. Semua pasti ada konsekuensinya. Kalau kita sudah menyadari prinsip tersebut, niscaya hal-hal di bawah ini yang ditujukan untuk mensiasati kehidupan tanpa asisten akan berlangsung mulus.
 1. Morning PeopleBangun lebih pagi dari biasanya, meskipun tidak harus dilakukan secara extreme.Jika terbiasa bangun sekitar jam 7 pagi, misalnya, cobalah untuk membuatnya menjadi lebih awal sekitar 15 menit pada minggu pertama. Kemudian memasuki minggu kedua, tingkatkan menjadi 30 menit lebih pagi. Begitu seterusnya sampai tercapai jam biologis rutin yang paling sesuai (baca: mentok) dengan ritme Anda. Silakan klik artikel How To Become a Morning People untuk tips-tips yang lebih detail.
Dengan mengawali hari secara lebih pagi, Anda menjadi punya banyak waktu untuk mengurus diri sendiri disamping menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga. Berdandan dengan lebih teliti sambil menunggu air panas mendidih untuk menyeduh kopi, misalnya, sehingga kita tidak harus mengorbankan penampilan hanya karena alasan, 'Sumpe, gue repot ngurus ini itu di rumah sampe enggak sempet dandan gara-gara si Atun, pembokat gue, minggat kemaren sore!'
 2. Disiplin
Jika Anda tergolong perfectionist soal kebersihan dan kerapihan, maka yang bisa Anda lakukan untuk menjaga agar kondisi rumah enggak kayak kapal pecah adalah langsung mengembalikan barang-barang yang habis dipakai ke tempat semula. Ajari seluruh anggota keluarga untuk melakukan hal yang sama.

Tentukan jadwal per satu minggu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga yang agak complicated, diluar acara menyapu dan mengepel lantai. Misalnya hari Senin untuk mengelap seluruh perabotan. Hari Selasa untuk mendetoks isi kulkas. Hari Rabu untuk membersihkan kamar mandi. Hari Kamis untuk mengganti sprei. Hari Jumat untuk bersih-bersih jendela. Dan seterusnya.

 3. Kerjasama
Harus dicamkan bahwa pekerjaan rumah tangga adalah bukan melulu beban seorang wanita. Karena pria juga bisa melakukan tugas-tugas serupa demi tercapainya keseimbangan. Hanya kaum Mars(3) yang tidak berhati nurani serta mau enaknya sendiri (baca: tidak bertanggung jawab) saja yang akan menghindari pekerjaan rumah tangga tersebut dengan dalih, 'Gue kan udah capek nyari duit! Berarti segala tetek bengek kerjaan rumah dan soal anak itu urusan bini gue, dong!'.Demikian sebaliknya. Sebagai kaum wanita kita juga enggak dilarang untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan pria. Misalnya mencuci mobil (dan bahkan juga mendongkrak ban), mengganti lampu (yang harus dilakukan memakai tangga lipat), menggeser perabotan (untuk merubah tata letak), dsb.

Intinya adalah jangan mengkotak-kotakkan pekerjaan berdasarkan jenis kelamin.
Berpegang teguhlah pada prinsip: apa yang bisa dikerjakan, kerjakan.
 4. Easy goin'
Jangan terlalu menuntut atau berharap bahwa kita bisa menjadi manusia super yang bisa melakukan segalanya. Jika memang butuh bantuan, katakan apa adanya. Enggak usah basa basi. Konon kalo di Bali disebut dengan basa basi basong(4).
Jadi ketika seorang tamu menawarkan jasanya, 'Mau dibantuin apa, niy?', dan kebetulan kita memang sedang repot luar biasa, langsung katakan hal-hal apa saja yang bisa dikerjakan oleh si tamu tersebut untuk membantu mengurangi kerepotan kita. Hukumnya sah untuk mempekerjakan mereka, apalagi ketika mereka sudah menawarkan diri.
Jadi sudah siapkah Anda untuk memulai hidup tanpa asisten tapi tetap bisa bahagia?

Salam,

foot note
(1). nyontek dari Mbot, yang mengaku bahwa dia agak jengah untuk menyebut istilah pembantu sehingga lebih cenderung menggantinya dengan kata asisten.

(2). aka. TANSTAAFL, yang dipopulerkan oleh Milton Friedman, Nobel-prize winning Chicago-school economist, dalam bukunya yang berjudul 'There No Such Thing as a Free Lunch' (1975). Meskipun sebenarnya frase tersebut mulai meruak ke permukaan ketika Henry Wallace, wakil presiden Amerika (periode 1945-1947), menulis sebuah artikel yang menimbulkan respon dari para editor di berbagai surat kabar. Cerita detailnya bisa dibaca pada artikel milik The Phrase Finder ini.

(3). istilah yang dipakai oleh John Gray, PhD, dalam buku-buku psikologinya tentang hubungan pria wanita (yang menjadi hits di akhir tahun 90-an) untuk menyebut kaum pria.
(4). artinya basa basi guguk. Dikasih tahu tentang istilah ini oleh m'Tria ketika dia mereply salah satu postingan saya yang berisi tentang kesenewenan saya gara-gara ditanya soal ngepel, nyapu dan hal beberes lainnya (karena si penanya mengira bahwa saya cuma seorang ibu rumah tangga).

No comments: