Ngomporin posting Cronuts

Awal Januari yang lalu saya sempat di-PM oleh Nining, salah satu teman lama saya, yang nanyain soal (resep) Cronuts. Terus terang, sebenernya saya nggak ngerti Cronuts itu apaan. Ehk. Tapi karena nggak mau kalah set (halagh!), saya pun langsung googling berusaha mencari tahu tentang Cronuts. Paling nggak, level cakep saya di mata Nining kan jadi nggak turun. *dezigh!* 

Anyway, jadi bagi yang mungkin belum ngerti apa itu Cronuts (kayak saya sebelum ada PM dari Nining), maka sini saya kasih tahu. Jadi Cronuts itu adalah sebuah pastry unik hasil kreasi Chef Dominique Ansel  (New York) yang mengkombinasikan antara adonan croissant dan donat. Definisi sederhananya: Cronuts itu (semacam) donat yang terbuat dari adonan croissant (sehingga ketika diiris/digigit maka bagian dalamnya akan terlihat berlapis-lapis selayaknya adonan pastry). Kalau penjelasan saya ini masih dirasa membingungkan, monggo silakeun klik langsung ke situsnya Chef Dominique.


Nah, kembali ke soal PM yang dikirim Nining, singkat cerita maka saya pun mencoba membuatnya. Dengan merujuk resep milik Chef Miranti dari Fimela TV (ini buatan Indonesia, loh!) dan juga browsing beberapa video tutorial di youtube tentang gimana caranya bikin pastry yang baik (nggak nakal). Karena sejak kemunculan Cronuts pertama kali di New York dan kemudian booming --sampai orang pun rela antri mengular (tiga block dari lokasi toko) satu jam sebelum toko buka-- memang kemudian banyak muncul adaptasi resep tersebut. 

Tapi memang ya, Sodara-sodara, membuat adonan pastry itu (sumpe) nggak gampang. Jadi nggak heran jika banyak yang kemudian membuat Cronuts memakai adonan puff pastry siap pakai. Karena hidup udah susah. Jadi jangan dibikin lebih susah lagi.


Dan karena saya menyukai tantangan (serta eager untuk mempelajari hal-hal baru) maka saya pun memutuskan untuk membuat pastry sendiri. Belagu? Ehk, sedikit. Namun bisa ditebak, percobaan pertama saya gagal dengan sukses. *salah satu resiko belagu* 


Bentuknya mah udah bener donut gitu. Tapi karena adonan pastrynya belum bener, maka ketika dibelah, sama sekali nggak keluar layernya.


Pantang menyerah, saya pun bikin percobaan kedua (hanya berselang tiga hari dari percobaan pertama). Yang ternyata masih gagal. Tapi dari segi bentuk udah lumayan. Paling nggak butternya nggak mbrojol kemana-mana kayak pas di percobaan pertama (meskipun masih juga nongol-nongol dikit gitu). But still. Naik level lah, ya. Cuman sayangnya ketika (si cronuts) selesai dipanggang dan digoreng, ternyata lapisannya masih belum keliatan. Padahal seninya bikin Cronuts itu jika lapisan pastrynya bisa muncul rapi. Yaelah, pegimane mau rapi kalau timbang ngulen dan ngelipet adonannya aja masih salah begitu, Vin!


Maka masuklah ke percobaan ketiga (berselang sekitar sepuluh hari dari percobaan kedua). Dimana sebelumnya saya sempet membuka-buka buku Pastry&Pie Anti Gagal karangan kedua temen blogger saya, Teh Ike Kartika Hermawan dan Wulan Sucipto, yang saya beli tahun lalu pas lagi di Indonesia. Manggut-manggut baca tutorial yang ada di buku, saya pun melaksanakan percobaan ketiga ... tapi masih dengan resep hasil googling (yang saya asumsikan bahan-bahan dan proses membuatnya paling sederhana dibanding resep-resep lain yang bertebaran di internet). Alhasil, masih juga gagal. Halagh ... cape deeeh. Literally.



Akhirnya setelah percobaan ketiga, saya pun berhenti. Sayang butter aja gitu. Ntar aja lah nyobain lagi kalau ada yang bisa ngajarin (private? Aw!) cara bikin pastry yang bener. Btw, ada yang udah pernah nyoba bikin Cronuts kah? Boleh bagi tips&tricknya? *dan Nining pun tepok jidat*

 ===

Moral cerita: 
Googling itu penting untuk menjaga level kecakepan  (asal jangan menjurus sok tahu aja kali, ya) 

Ou, dan semoga dari sini akan banyak foodie blogger yang kemudian termotivasi untuk posting Cronuts-nya, ya. Karena beneran, berdasarkan googling per tanggal 31 Januari 2014, belum banyak blogger Indonesia yang mengupload foto Cronuts-nya. So let me spread the word ...