Stop dreaming, start working!

Ketika aku upload foto hasil masakan K (12 tahun), si sulung, di BBM grup keluarga (ehk, iya. Delapan bulan yang lalu aku memang install BBM for iPhone karena keluarga besarku rata-rata berkomunikasi via BBM dan bukan memakai fitur-fitur chat yang lain sebangsa Kakao Talk, LINE, Viber, dsb), maka para Oom, Tante, Pakde, Bude, Akung, Maci, dll, rata-rata berkomentar sama,"Ikutin Master Chef Junior aja!"

Ehk.
Sumpe, dan aku pun baru ngeh bahwa di Indonesia ternyata udah muncul Master Chef Junior, toh? Karena selama ini aku memang lebih sering liat Master Chef Junior yang versi Australia. Itupun lebih sering nggak sengaja gara-gara anak-anakku yang milih channel. *ya, ya, ya. Aku jarang nonton TV, tapi online mah 24/7 ^^*

Anyway, kembali ke soal Master Chef Junior.
Kalau yang aku amati, belakangan ini dunia kuliner di Indonesia memang sedang bangkit, ya. Dalam artian makin banyak orang yang menunjukkan ketertarikannya terhadap makanan/how to cook. Bandingkan aja dengan kondisi sekitar dua puluh lima tahun lalu dimana chef yang kita kenal di TV paling cuma itu-itu aja. Kalau nggak Tante Sisca Soewitomo ya oom Rudi Choiruddin. Bener nggak?

Bisa jadi sebenarnya banyak chef handal lainnya yang kemampuannya sepadan dengan Tante Sisca atau oom Rudi. Tapi sekali lagi, yang akhirnya ngetop cuma segelintir. Sementara sekarang? Timbang bisa bikin sambel teri aja langsung menyebut dirinya sebagai chef (aku, maksudnya). 

Untunglah seiring berjalannya waktu, akhirnya aku sadar bahwa aku sama sekali nggak pantes disebut chef apalagi mengaku-aku sebagai chef timbang karena sekadar bisa atau hobby masak aja. Menurutku seseorang bisa mendapat gelar chef itu bukan hanya karena dia bisa masak tapi juga karena dia paham seluk beluk makanan yang akan diolahnya (food science itu rumit, loh!) selain juga mampu menciptakan resep-resepnya sendiri (nggak cuma asal copy paste) serta memiliki berbagai keahlian serta menguasai pengetahuan tentang food secara excellent.

Intinya: chef itu beda dengan tukang masak.

Dan terus terang, kalau aku pribadi sih beneran kepengen bisa mendapat gelar Chef. Sekadar info: background pendidikan saya adalah kedokteran. Tapi, mamine, aduh lah sumpe susahnya nyari cooking school dimari yang memakai bahasa Inggris. Sementara kemampuan bahasa Korea-ku masih pas-pasan. *sigh* But, hey. Marilah kita bermimpi (dan kemudian berusaha mewujudkannya) maka semesta akan mendukung, yes?

Salam,
Vina Revi

Keterangan foto.
Fotografer: Kayla A. Budiyono
Apron: Indonesian Food blogger
Lokasi: dapur rumah ^^

No comments: