Pasar Kliwon


Jadi ya, di Solo itu ada sebuah daerah -yang penuh berisi encik-encik berkulit keling- yang terkenal dengan sebutan Pasar Kliwon. Atau kalau ditulis sesuai dengan pronouncation orang Jawa (asli) menjadi ‘sar Kliwon, yaitu menghilangkan ‘pa’ di depan kata ‘pasar’.

Nah, saat kecil tuh aku pernah dijuluki ‘sar Kliwon oleh salah satu Pakde dari garis Mama. Karena (dulu) kulitku memang iteeeeeeeeeeeem banget! Aduh, pokoknya keadaanku saat itu bener-bener melas, deh. Udahlah ringkih, badan kurus, rambut cuma tiga dan berkulit hitam, pula. Bener-bener i’m the ugly duckling.

Jadi tiap ada lomba-lomba gitu, yang diajuin oleh Mama pasti kakak perempuanku yang memang berkulit putih dan tampak lebih imut-imut dibandingin aku yang super duper hitam kayak pantat panci.

Tapi nggak pa pa. Karena aku ridho dengan situasi tersebut.
Lagian Mama juga bersikap adil. Karena saat ada lomba menulis atau lomba membuat kreasi (yang intinya adalah si peserta berada di balik layar dan nggak harus tampil), pasti aku yang bakal didaftarin untuk ikut lomba oleh Mama dan bukan kakakku. See, ternyata di awal tahun 70-an pun Mamaku udah mengerti konsep Multiple Intelligence dalam mendidik anak.

Okay, sampe mana tadi?
Oya, sampe kulit item kayak pantat panci, ya …

Jadi saat kemaren Keiva diajak mudik ke Indo dan dikenalkan ke sodara-sodara termasuk ke Papa Mama –yang bela-belain driving dari Semarang menuju Bandung khusus untuk ketemu cucu-cucunya-, rata-rata komentar mereka adalah, “ Walah?!! Ternyata Keiva rada item, ya? Soalnya di foto-foto yang dipasang di internet itu nggak terlalu keliatan gutheng-nya kayak kamu waktu kecil dulu, loooh!”.

Gedombraangg!!!
Ternyata memang susah menghapus masa lalu, ya?

Dan meskipun tiga detik kemudian langsung disusul ucapan, “Biar gutheng tapi cantiiiiiik, deng!”, tetep aja nggak mempan untuk membatalkan niat Emaknye Keiva yang udah bersiap-siap mewek di dapur sambil ngemil batagor.

Ya udah, Nduk. Tenang aja, ya.
Meskipun saat ini kamu terlihat keling, jangan khawatir.
Karena ternyata warna kulit bisa berubah. Buktinya ya Emakmu ini, Nduk.
Dari kulit sehitam pantat panci ternyata bisa berubah menjadi seputih bidadari …

*si Emak minta ditabok saking narsisnya*

foto. Mama-ku yang lagi gendong Keiva di rumah Bandung (akhir Juli 2008)

No comments: