Biasanya saya belanja bahan-bahan untuk bikin pesenan snacks Cafe Random Snippets itu selalu via online shop milik teman saya sesama Indonesia. Tapi karena kebetulan saat itu saya butuh cepat (ada customer yang pesan mendadak dan minta dikirim dua hari kemudian) maka saya memutuskan untuk pergi sendiri ke Itaewon tempat si toko bumbu-bumbu Asia tersebut berada. *kalau via OLShop at least butuh 2 hari untuk bisa diantar sampai ke rumah saya. Bakal telat.*
Kebetulan saya pergi ke Itaewon pada hari Minggu.
Dimana toko sedang dalam kondisi yang lebih ramai dibanding hari biasa. Puluhan orang dari berbagai ras sibuk berjejal untuk berbelanja bumbu&bahan makanan di toko yang relatif tidak terlalu besar ini. Males desak-desakkan, saya langsung go straight mengambil semua item yang saya butuhkan dan bergegas menuju meja kasir untuk membayar. *biasanya saya hobby window shopping. Siapa tahu ada bahan makanan baru yang mereka jual*
Kebetulan saya pergi ke Itaewon pada hari Minggu.
Dimana toko sedang dalam kondisi yang lebih ramai dibanding hari biasa. Puluhan orang dari berbagai ras sibuk berjejal untuk berbelanja bumbu&bahan makanan di toko yang relatif tidak terlalu besar ini. Males desak-desakkan, saya langsung go straight mengambil semua item yang saya butuhkan dan bergegas menuju meja kasir untuk membayar. *biasanya saya hobby window shopping. Siapa tahu ada bahan makanan baru yang mereka jual*
Ternyata antrian di depan meja kasir sudah mengular.
Meskipun sudah dua meja kasir yang dibuka, para customer terpaksa harus menunggu sekitar 5-10 menit untuk sampai kepada gilirannya, termasuk saya. Dan bisa saya lihat bahwa si mbak kasir pun terkesan agak gugup berusaha untuk mempercepat kinerjanya. Grusa grusu sih enggak, tapi memang terkesan buru-buru sekali.
Ketika sedang sibuk antri, tiba-tiba si pemilik toko muncul.
Ternyata dia mengenali saya sebagai salah satu pelanggan tetapnya. Sehingga entah gimana, dia memutuskan untuk menggiring saya menuju meja kasir yang lain dimana antrian (sudah) tidak terlalu panjang. Dan lalu dia sendiri yang kemudian meladeni saya. Mulai dari memasuk-masukkan barang ke dalam tas sampai dengan proses menggesek kartu (bukan credit card melainkan debit card).
Transaksi selesai.
Transaksi selesai.
Lalu ketika suami saya sibuk meletakkan semua belanjaan di bagasi mobil, saya menunggu sambil meneliti struk belanja. Maka betapa kagetnya saya ketika mengetahui bahwa di struk tersebut cuma tertulis 42,000 Won (sekitar 338.000 Rupiah) dimana seharusnya saya membayar 420,000 Won (sekitar 3,3 juta Rupiah) untuk seluruh barang yang saya beli. Jadi ada selisih sekitar 378,000 Won (sekitar 3 juta rupiah) pada transaksi tersebut.
Wow!
'Duh, kesyian amat si pemilik toko kalo harus rugi 3 juta perak dalam sehari', pikir saya.
Not to mention bahwa pendapatan mereka mungkin lebih dari 100 juta per hari. :p
Maka saya pun segera kembali ke toko.
Dengan niat agar pihak toko bisa ng-charge selisih tersebut dari debit card saya.
Tapi ternyata si pemilik toko udah ng-cling entah kemana dan saya cuma bisa ketemu dengan si mbak kasir yang gugup itu tadi. Sehingga saya jelaskan kronologisnya ke si mbak supaya dia mengerti betul duduk masalahnya.
Sudah bisa diduga si mbak membungkuk-bungkuk terima kasih.
Sambil mulutnya terus mengucapkan 'Thank you! Kamsahamnida!' berkali-kali, dia ng-charge ulang semua belanjaan saya. Kali ini jumlahnya sudah benar: 420,000 Won. Lega.
Lalu si mbak kasir pun memberi saya ini sebagai tambahan ungkapan rasa terima kasih:
Wuiiii, dan napas saya pun semakin segar.
Terima kasih ya, mbaaaaak ....
ps. Meskipun jujur aja sempat terbersit pikiran GR di benak saya
bahwa saya bakal dibonusin 1 kg ground beef aja gitu. hihi!
Salam,