Saat ketemu dengan temen lama sebenernya ada dua macam perasaan yang selalu aku rasakan berkecamuk di dalam dada (halah!) bagaikan dua sisi mata uang logam yang berlawanan. Di satu sisi aku girang karena bisa connect lagi dengan mereka tapi di sisi lain juga ada perasaan khawatir karena (yakin) bakal dibombardir dengan pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan-pernyataan yang ada hubungannya dengan 'masa lalu'.
Sebenernya wajar aja ya kalo saat reuni itu orang cenderung untuk bernostalgia. Lah namanya juga reuni, kan? Tapi memang lama kelamaan akan membuat gusar juga saat topik yang diangkat adalah sesuatu yang (kebanyakan) membuat enggak nyaman, meskipun mungkin sebenernya niat awal mereka hanya untuk membuka percakapan atau memancing obrolan.
Padahal yang namanya roda kehidupan itu selalu berjalan (atau berputar?) dan penuh dengan perubahan, yes? Jangankan selama 10 atau 15 tahun, sementara dalam kurun waktu 2 tahun aja mungkin banyak perubahan yang bisa terjadi di dalam kehidupan seseorang. Mulai dari penampilannya (biasanya ini yang paling gampang diidentifikasi) sampai dengan kehidupan sosialnya.
Jadi memang yang namanya teknik ngobrol itu perlu dipelajari.
Supaya kita enggak jadi orang yang menyebalkan dan doyan bikin orang lain merasa gusar dengan ucapan-ucapan yang kita lontarkan selama berinteraksi.
So, pengen tetep hepi saat reuni?
Inilah beberapa tips singkatnya:
1. Mulai percakapan dengan hal-hal yang netral
Misalnya, "Apa kabar, Pak?", instead of, "Halo, Pak! Gimana kabar si Siti, pacarmu dulu itu?" Lah, iya kalo dia jadi kawin ama si Siti. Kalo ternyata dia udah lama putus dari Siti dan justru berjodoh dengan Saidah? Kan suasana jadi enggak enak dengan pertanyaan sok akrab tersebut.
2. Hindari topik tentang masa lalu, terutama yang 'kelam'
Enggak perlu. Ingat, perubahan selalu terjadi bahkan tiap detik. Yang dulunya bandel siapa tahu sekarang justru bermetamorfosis menjadi uztad profesional. Yang dulu lulus S1-nya lama, justru sekarang bergelar PhD dari lulusan universitas bergengsi. Yang dulunya super ndeso dan cenderung bukan kembang sekolah, bisa jadi sekarang mirip mas Manuel Rico (the hottest OBGYN on the planet!).
Intinya: kalau memang kita menyadari bahwa teman kita sekarang ini sudah berubah, ungkapkan pujian kita secara tulus. Tanpa perlu harus membahas masa lalunya. People change. Period.
Intinya: kalau memang kita menyadari bahwa teman kita sekarang ini sudah berubah, ungkapkan pujian kita secara tulus. Tanpa perlu harus membahas masa lalunya. People change. Period.
3. Jangan snob
Oke lah, sekarang kita sukses. Hidup makmur. Punya ini itu. And so on. Sah-sah aja kalo kita merasa puas dengan pencapaian tersebut. Wajar. Tapi kita juga harus sadar bahwa enggak semua orang merasa senang dengan kesuksesan yang kita raih. Jadi santai aja dalam membawakan diri. Biarkan orang lain menilai sendiri gimana kita menurut ukuran mereka.
4. Bersikap positif saat ada yang snobbing
Tanggapi dengan rileks kalo ada yang lagi lucu-lucunya pamer.
Kalo perlu kita bisa membantunya dengan mengungkapkan kekaguman kita terhadap barang-barang/hal-hal yang dia pamerkan. Semakin kita santai, itu artinya rasa percaya diri kita makin tinggi. Jadi enggak perlu panas kalo ada yang lagi sibuk jual diri.
5. Melucu tanpa merendahkan
Saat ng-jokes, jangan tempatkan lawan bicara kita pada posisi yang lebih rendah apalagi menjadikan mereka sebagai bahan tertawaan. Enggak banged!
6. Jangan sok tau dan sok tua
Kalo ada yang kira-kira agak nyeleneh (menurut ukuran kita), enggak usah repot-repot sok nasihatin mereka. Cukup diliat aja. Kalo kita enggak suka, hindari. Tapi jangan intervensi. Apalagi kalo sampe ngasih wejangan secara terbuka. A big NO NO. Intinya mah jangan jadi orang yang sok tau apalagi sok tua. Karena alih-alih rasa hormat serta terima kasih yang didapat, yang ada justru sikap reseh kita tersebut bakal diomongin di milis-milis selama sejuta tahun ke depan.
Jadi yuk mari kita bernostalgia tanpa harus jadi gila.