Siang itu, saat aku berdiri di deket lapangan basket untuk jemput Kayla pulang sekolah –sesuatu yang jarang aku lakukan sebenernya karena Kayla memakai fasilitas antar jemput dari sekolah-, tiba-tiba punggungku diketuk pelan dari belakang. Otomatis aku menoleh. Dan di sana aku liat seorang anak laki-laki setinggi perutku berpakaian seragam sekolah Pelita Nusantara dengan muka memelas bertanya, “ Excuse, me! Do you see my Mom?” ...
Kontan aku panik. Dan kepanikan itu dikarenakan berbagai alasan.
Pertama. aku gak ngerti yang mana Mama-nya.
Kedua. tampang si pria kecil tersebut keliatan memelas banget seolah-olah udah ribuan taun muter-muter nyari Mamanya tapi nggak ketemu-ketemu juga.
Ketiga. dia bertanya dengan English pronouncation yang sempurna!
Setelah sempet gelagapan beberapa detik, akhirnya bisa juga aku bersuara, “ Well, honey! Do you still remember what your Mom wears this morning?”
“yeah, she wore a green shirt with grey stripe all over here” , jawabnya sambil menggerak-gerakan tangannya dari kiri ke kanan di depan dada.
“ well, OK! I’ll try to find your Mom, then. By the way, who is your Mom’s name?”
“ Olivia Yudisia Putrianti Wijaya!! ”, jawabnya dengan suara lantang.
Glek! Siapa tadi nama mamanya? Panjang amat, batinku sambil mengutuki diri sendiri karena nggak fokus dalam menyimak perkataannya.
“ sorry, what’s her name again?”, kataku dengan muka manis penuh permohonan maaf.
“ Olivia Yudisia Putrianti Wijaya!”, katanya sekali lagi masih dengan gaya lantang.
Tepat saat dia mengucapkan nama mamanya tersebut, ada motor lewat di depan sekolah yang bunyinya kenceng banget. Bruuuummm ...!! Bruuuuuum ....!!! Bruuuuuumm .....!! Dan sekali lagi, aku nggak menangkap dengan jelas siapa nama mamanya.
“ ehm, gini aja deh, Mas! What is your Mom’s nickname, anyway?”
“ Via!” ...
Hmm, that’s better!, batinku lega.
Dan langsung deh aku panik kesana kemari nyariin ibu-ibu pake baju ijo bergaris abu-abu ke seluruh sekolah yang bernama Via. Ternyata gak ketemu! Gile, ngumpet kemana sih nih ibu? Nggak tau klo lagi dicariin anaknya, apa?
Untung akhirnya aku liat Ms.Nuning -salah satu staf pengajar di Pelita Nusantara, yang lagi berdiri di depan pintu kantor. Merasa menemukan solusi, langsung aku tanyain ke Ms.Nuning perihal ‘ibu Via’ tersebut! Dan nggak disangka-sangka, Ms.Nuning langsung ketawa sambil bilang, “ Ibu habis ketemu Dio di depan, ya?”
Dengan tampang nggak mudeng, aku menarik beberapa kesimpulan.
Pertama. oh, jadi anak laki-laki tadi namanya Dio, to?
Kedua. Ternyata ibunya Dio cukup populer di sekolah ini. Buktinya Ms.Nuning langsung bisa menghubungkan antara nama ibu Via dengan Dio!
Dan informasi dari Ms.Nuning selanjutnya bikin aku senewen sekaligus lega.
“Dio itu emang selalu gitu, Bu! Hobby-nya ngerjain ibu-ibu yang lagi jemput anaknya dengan ngajak mereka ngomong Inggris. Dan dia paling seneng kalo ada ibu-ibu yang nggak bisa jawab pertanyaan dia karena si ibu yang diajak ngomong nggak bisa berbahasa Inggris.”, urai Ms.Nuning panjang lebar.
OMG! Oh, My God ...
Jadi dari tadi sebenernya aku dikerjain ama pria muda cerdas bercelana kotak-kotak biru khas seragam Pelita Nusantara itu, ternyata? dan benar aja, pas aku balik ke lapangan basket, di sana ada Mas Dio yang lagi asik panjat tebing ama temen-temennya sambil ketawa-ketawa bahagia, seolah-olah lupa bahwa 10 menit yang lalu dia baru aja memainkan peran sebagai anak ayam kehilangan induknya dengan sangat gemilang!
Hmm, tunggu pembalasanku, smart kid!
No comments:
Post a Comment