Bedhol Desa ke Seoul

Kayaknya blog-ku rada bulukan setelah hampir dua bulan nggak sempet aku tengok gara-gara sibuk pindahan, deh. Makanya setelah kemaren sukses dapet koneksi internet di tempat yang baru, wuah ... langsung kalap!

Nah, btw kenapa juga kami harus pindah? Karena mas Agus –suamiku- dapet tawaran untuk menjadi Asst.Professor di Konkuk University (KU). Nah, karena si KU ini letaknya di Seoul (South Korea), maka jadilah sejak bulan Nopember 2007, kami sibuk meng-handle segala sesuatu yang berhubungan dengan kepindahan kami ini. Termasuk diantaranya saat akhir Desember 2007 yang lalu aku pergi berdua ama m’Agus ke Seoul –dan harus ikhlas ninggalin Kayla sendirian di Indonesia- itu juga karena dalam rangka survey apartement dan bukan bertujuan jalan-jalan. Sorry kalo waktu itu nggak bilang-bilang. Soalnya aku emang pengen cerita secara detail kalo segalanya udah jelas dan bukan hanya merupakan rencana ...

Alhamdulillah, setelah bertungkus lumus hampir selama empat bulan lamanya –yaitu sibuk ng-pack berpuluh-puluh dus yang mau di-shipping, sibuk bikin garage sale di rumah karena furniture-furniture harus kami give up daripada beresiko rusak, sibuk ngurus visa dan segala macam tetek bengek lainnya yang seolah nggak ada habisnya- akhirnya sejak 6 Maret 2008 kami mendarat dengan mulus di Incheon Airport, Seoul, Korea.

Dan ternyata, begitu menginjakkan kaki di Incheon, Kayla langsung memohon supaya aku berjanji nggak bakal ngajak dia pulang lagi ke Indonesia. Katanya, “Bun, rumah yang di Bandung dijual aja, deh! Nggak usah dikontrakkin. Soalnya aku nggak mau pulang ke Indonesia” ... Whuaaa, kids! Asal permohonan tersebut nggak kedengeran ama Akung Maci-nya (Papa Mama-ku) yang emang agak berat ditinggal putri tercinta –yaitu aku- (halah!) dan cucu tersayang –yaitu Kayla- (nggak halah!) serta mantu idaman –yaitu m’Agus- (ngarep!) aja sih nggak pa pa.

Hmm, yang jelas sekarang ini aku udah lega karena tinggal memantapkan diri untuk stay di tempat yang baru. Nggak ada lagi acara packing-packing barang, nggak ada lagi kerepotan nerima para pembeli yang berdatangan ke rumah untuk nawar segala macam perabotan yang aku garage sale, nggak pusing mikir jual beli mobil, nggak capek karena hanya sempet tidur sekitar empat-lima jam per hari gara-gara sibuk bebenah ... hmmm nikmatnyaaa!

Jadi meskipun saat ini tempat tinggal kami disulap dari yang semula berwujud four bedroom house di Bandung menjadi sebuah studio di Seoul (no bedroom, seriously!), kami tetap bersyukur. Alhamdulillah, ya Allah. Alhamdulillah ...

No comments: